ERDIKHA MORNING IDEA 17 SEPTEMBER 2021
View PDF
17 Sep 2021

Wait And See, Rapat Keputusan The Fed Minggu Depan!

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 6109. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks dibebani oleh sektor Technology (-2.369%), Healthcare (-1.121%), Consumer Cyclicals (-0.558%), Consumer Non-Cyclical (-0.295%), Industrials (-0.162%), kendati ditopang oleh sektor Infrastructures (0.076%), Properties & Real Estate (0.111%), Energy (0.227%), Basic Materials (0.346%), Financials (0.44%), Transportation & Logistic (2.303%) yang mengalami penguatan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6087 dan level resistance 6155. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan pergerkaan indeks pada hari Kamis (16/9/2021) dan akan mempengaruhi pergerakan indeks pada hari Jumat (17/2021): Covid-19 Domestik Kembali Melambat, Data Ekonomi Membaik Dari beberapa data ekonomi domestik pada bulan Agustus yang telah rilis dalam pekan ini tercatat cukup membaik jika dibandingkan dengan bulan Juli, seperti neraca perdagangan yang tercatat surplus USD 4,74 miliar pada Agustus 2021 dari USD 2,31 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya dan jauh di atas konsensus pasar sebesar USD 2,36 miliar. Surplus tersebut terjadi karena ekspor melonjak 64,1% dibandingkan tahun sebelumnya ke rekor USD 21,42 miliar, didorong oleh produk non-migas (63,43%) dan produk minyak dan gas ( 77,93%) serta adanya kenaikan dari harga komoditas dan pemulihan lebih lanjut dalam permintaan global. Impor melonjak lebih rendah 55,26% menjadi USD 16,68 miliar, karena pembelian nonmigas melonjak 49,39% sementara pembelian minyak dan gas melonjak 115,75%. Selain itu, impor meningkat juga karena adanya pelonggaran pembatasan COVID-19 karena vaksinasi meningkat di dalam negeri. Namun, positifnya data indikator ekonomi domestik ini masih belum mampu mengangkat indeks berada di zona hijau karena katalis negatif dari regional akibat penyebaran kasus Covid-19 varian delta lebih mendominasi. Menurut kami katalis ini menjadi salah satu pendorong optimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia semester 2 2021. Selain itu, data penjualan mobil juga masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik yakni 123,5% secara YoY, meskipun pertumbuhan ini maish jauh lebih rendah dibandingkan pada bulan Juli yakni 163,55%. Kenaikan tersebut masih ditopang adanya efek dari PPNBm 0 persen yang dilakukan oleh pemerintah dan sudah berakhir pada bulan Agustus lalu. Kenaikan Kasus Covid-19 Akibat Varian Delta di China Selain dari domestik, pergerakan IHSG cenderung masih tertahan juga karena adanya kenaikan kasus Covid-19 di China yang kini tak terhindarkan lagi, beberapa wilayah telah melakukan kebijakan pembatasan sosial bahkan lockdown guna meminimalisir penyebaran yang lebih lanjut. Berdasarkan data terakhir China juga mulai meningkatkan angka testing guna mendeteksi lebih dini masyarakat yang sudah tertular oleh varian baru Covid-19 ini. Pemeriksaan telah dipasang di stasiun tol di sekitar kota Putian di provinsi Fujian, dengan selusin di antaranya ditutup seluruhnya. Kota-kota terdekat Xiamen dan Quanzhou juga telah membatasi perjalanan karena varian delta menyebar ke seluruh wilayah. Bahkan penyebaran virus delta ini juga sudah memasuki lingkup sekolah di Fujian setelah salah satu ayah siswa terdeteksi positif. Gelombang terbaru ini datang sebulan setelah China mengatasi wabah Nanjing - yang terbesar sejak Wuhan. Dengan adanya hal ini, selama dua hari dalam pekan ini bursa regional cenderung melemah terutama Hang seng dan Shanghai Composite Index. Tidak hanya kedua indeks itu, indeks domestik pun ikut melemah meskipun adanya katalis posiif dari indikator ekonomi domestik. Klaim Pengangguran US Meningkat, Data Penjualan Ritel Tumbuh Melambat Klaim pengangguran US meningkat diatas proyeksi pasar yani 332.000 sampai dengan tanggal 11 September 2021 setelah sebelumnya hampir 2 pekan mengalami penurunan dan pekan sebelumnya hanay sebesar 312.000. Kemudian telah rilis juga data penjualan ritel US selama bulan Agustus yang tumbuh stagnan sebesar 15,1% (YoY) sedangkan secara MoM tumbuh melambat 0,7% dari sebelumnya -0,8%. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa rilisnya sedikit kurang baik. Namun demikian, sebenarnya kenaikan kembali dari data klaim pengangguran ini menjadi salah satu faktor untuk the Fed dalam mempertimbangkan kebijakan yang akan dilakukan kedepannya salah satunya skema pengurangan pembelian surat berharga yang sudah dicanangkan akan dilakukan pada tahun ini hingga akhir tahun. Ditambah lagi kasus Covid-19 di US juga saat ini tengah meningkat kembali, dan beberapa aktivitas diluar rumah juga sudah mulai dibatasi, sehingga pertemuan The Fed selanjutnya kemungkinan akan memdiskusikan terkait bagaimana skema tapering-off tersebut dan juga arah kebijakan the fed ditengah kondisi US saat ini yang pemulihan ekonominya mulai sedikit melambat. Katalis di Hari Jumat (17/9/2021) Untuk katalis hari Jumat ada beberapa data ekonomi yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar diantaranya rilisnya data penjualan motor domestik selama bulan Agustus yang sebelumnya sempat tumbuh signifikan sebesar 28,9% bulan Juli (YoY), kemudian dari US akan rilis juga data foreign bond investment yang menjelaskan seberapa banyak asing yang berinvestasi di bond market US dalam kondisi saat ini yang nantinya menjelaskan juga risiko pasar yang terjadi saat ini seperti apa. Dan bisa juga dikorelasikan dengan equity market-nya.




PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com